Minggu, 09 Oktober 2011

ibunda

ketika malam begitu terhenyak
hingga tiada yang tersadar dalam angan-angan
ada satu mata yang masih terjaga
bibirnya bergetar, ada sebuah nama yang disebutnya
tetes demi tetes embun hangat itu mengalir
menggenang di pipi
wanita itu larut dalam pekatnya malam

masih disana
di kamar petak yang menahannya 
dalam do'a yang tak ingin cepat-cepat ia sudahi
cinta ini serasa tak akan pernah cukup
untuk membalas cinta mu yang amat tulus itu

Allah titip ibuku
yang kini jauh berada di sampingku
titip setitik cinta ini
untuk wanita yang menggenggam surgaku
di telapak kakinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar