Memeluk hati

Telah kau putuskan untuk mencintai semesta dengan setiap ruas tulangmu

memeluk, mencintai, dan ikut merasakan pedih adalah sebagian yg misi yg telah kau jalankan

pias wajahmu
terbitkan senyum rembulan yg pucat
lalu kau lepas penat ke tepian menunggu hingga ombak menggulung semu
"disini, banyak yg ingin ku tulis... Tapi aku bingung memulai'a darimana" katamu.
Lalu cakrawalamu menatap langit malam tanpa kerlipan gemintang yg mengerjap ngerjap.
Ku tatap wajah mu kosong, di antara bising lalu lalang manusia.

Mungkin kau ingin leburkan
bersama bising'a petang itu
terlalu banyak yg kau bendung
hingga sinarmu makin memucat dan pudar
"cukup Allah" lirihmu menahan'a jatuh.

Rembulan itu terbit lagi ketika rentetan kalimat panjang mengulur dariku
kau menoleh, lalu memalingkan lagi pada langit malam yg belum jg terbitkan bintang
"tulislah, walau hanya satu kata tentang hatimu" tuturku rendah.
Jangan biarkan hatimu jenuh dgn rasa yg hadir setelah amanah mencintai semesta membuat peluh dalam relung
biarkan kertas, jenuh dgn pena
kau akan merasa ringan tanpa kehilangan cerita

wakilkan dengan kata jika kau kelu untuk mengucap dan jenuh untuk merasa

#perbincangan senja
al-Hikmah