Senin, 12 Desember 2011

Hingga kau terlelap dear ♥

 ♥

Senja menduhkan kepalanya, merebah pada garis horizon. Lelah lalu ia mentup hari dengan semburat ronanya yang makin mematang.
Pesan singkatamu masuk ke inbox ku lagi, memenuhi nya dengan judul kontak namamu. Biasanya kau hanya memulai nya dengan sebnetuk senyum lalu ditambah tiga titik selanjutnya. Entah kenapa agaknya sulit bagimu untuk mengucapkan sesuatau yang sesungguhnya kejujuran hatimu. Ya! Kau selalu saja memunafikkan diri, bahkan pada hatimu dear.
Lalu kubalas:
“knp? Lagi seru nih baca buku”

#tekan: send

tak bebeapa lama..
Kamu:

“”buku apa? Ceritain dong? =)

…..

Ia…
Kau selalu saja minta itu, minta ku membacakan ulang sebuah judul buku atau sebuah cerpen yang baru selesai kubaca. Atau puisi-puisi juga prosa pada tiap malam yang kita sama-sama rasa kita sedang rindu. Walau bibir kita sama –sama tak mengucap kata itu, tapi sinyal kuat sepeti menghubungkan hati ku dan hatimu bahwa rindu itu menyirat, menyerunai dalam barisan kalimat yang kucelotehkan lewat gelombang elektromagnetik. Dan malam menjadi bisu, seperti menyimak kita berbincang walau hanya terhubung dengan sebuah gelombang tapi kamu serasa disisi, disini sambil kadang tersenyum sumringah mendengar ceritaku yang lucu atau kadang menyimak serius sambil melipat dahi ketika klimaks mulai pada puncak lalu kamu manggut-manggut, aku bisa merakannya kau disebrang sana melakukan hal itu
Tidak hanya hal itu beberapa waktu lalu aku menelfonmu dengan tersedu-sedu menangis mengadu padamu, mencari penentram tentang huru-hara waktu yang memburu mengejar hatiku. Memaksa terburu, dan kelu lagi-lagi aku kelu dengan itu dan tak tahu harus apa. Hanya derai itu yang basah menyapu muka ku yang menangis tersedu-sedu. Dan pernah kamu ketika itu kamu amat rindu ibumu dan kelabu menyelimuti mu, dilema yang menyapa kau ragu harus maju atau bertahan pada pilihan. Hingga malam kau habiskan dear, kau sisakan hingga sepertiga kau tutup lalau kau ijin padaku untuk mengambil sujud yang tersisa. Sujud penghinaan diri yang membuat mulia, tahajjud.
Aku ingat, kau selalu suka kubacakan rangkaian kalimat buah penaku. Kau meronta-ronta mengais manja meminta itu. Kamu tahu? Akau malu aku Cuma tukang ceritamu tau? Tulisanku tak seberapa indah tapi kamu bilang “itu menyenangkan dan aku menyukainya”. Aku akan panjang lebar melontar kalimat-kalimat panjang iti dan disebrang sana hanya ku dengar auman mu atau mulut mu yang meng-ooohhh… satujam, dua jam, hingga 3 setengah jam menyumbnag sekon yang kiata habiskan saling bercerita tapi lebih banyak aku, karena kamu lebih suka mendengar dari pda bercerita berceloteh panjang, aneh, tak beraturan kadang seperti aku.
Hingga suara parau mu tedengar lebih kecil dan semakin kcil, benra sahja kau hamper terlelelap, bahkan sudah, malam itu kau sepeti ku hantar tidur dengan celoteh-celotehku sebagi dongeng mu. Dengkur halus mu menandakannya, kau mengantuk

Dan…

Akhirnya cerita malam itu usai hingga kau terlelap dear.. ♥

#Desember, 11 2011

2 komentar: