Kemul,
Aku ingin
berlari dari kemul ini, mengejarmu, lalu kita akan tertawa lagi. Bercerita
tentang cerita sehari-hari tiada habisnya. Jika kita mulai kehabisan kata
hening menyeka hanya ada suara angin, lalu kita berdehem mmeperbaharui volume
air liur dalam kerongkongan.
Aku rela
berhujan, berbasah, hanya ingin tertawa dengan mu. Entah kenapa jangan tanya,
mungkin cinta atau hanya rasa sesaat. Tapi aku selalu senang berada dekat
dengan mu, segala bentuk sedih dan kecewa sirna bagai sinar mentari yang menyibak
gelap saat pagi datang.
Ada saja
alasan dibalik pertemuan kita. Hahaha iya kadang aku bahkan mengada-ada,
sedikit memaksamu yang mungkin sedang lelah setelah bekerja atau yang terburu
waktu karena ada kesibukan lain.
Aku ingin
lagi menyeka hujan bersama mu, menikmati aromanya. Tanah basah, bau daun, bau
basah…
Lalu kita
bersama menyusuri jalan pulang. Menekuri aspal, melambatkan langkah agar lebih
lama lagi ya, lebih lama lagi. Sebentar saja, sebentar lagi. Tiba-tiba hatiku
menjerit dalam ketermanguan aku hanya bisa menatapi jalan pulangku,
mengenangnya sesaat lalu. Saat aku bersamamu…
Hujan malam
jum’at
Akhir oktober
di 31 20.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar