Kala aksara tak mampu bersinergi dengan getar pita suara.
Hanya bisu diatas gores kertas yang mampu mengungkapnya, sperti itukah cinta ?
yang bahkan bayangnya tak mampu kau rengkuh, atau jejaknya yang tak mampu kau
lihat. Saat tak sengaja berpapasan kau gemetar, begitu cepat dingin meranggas
hingga sesaat sel-sel otakmu beku, dan lidah merespon untuk menjadi bisu. Bisu
sebisu bisunya, saat itu begitu lama dan cepat. Cepat hingga kau terlambat
untuk mengabadikan momen spersekian sekon tadi.
Add caption |
Kau, siapa dirimu? Magnet yang memiliki daya tarik? Atau matahari sebagai pusat tata surya
dari galaksi bima sakti. Bukan, kau hanya bunga liar di tepi jalan yang tak
seorang pun sempat melirikmu. Hanya pujangga sensitif, dan fotografer amatir
yang rela membelaimu dan mengabadikan sebenarnya betapa indah rupa auramu.
Ada satu hipotesis lagi, kau hanya kalah pamor dengan mawar.
Yang sebenarnya sama liarnya dengan mu dulu.
Dalam hati kau berbisik “apa aku harus minta duri agar
sperti mawar?”
Selamat pagi, mari bersyukur
every body say “Alhamdulillaaaahhhh”
Sembilan tigapuluh
LS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar